Alkisah, di tepi sebuah sungai, tampak beberapa orang yang sedang
memancing. Di antara para pemancing di sana, terdapat dua orang yang
terkenal karena kepandaiannya memancing sehingga setiap hari ikan hasil
tangkapan mereka berdua selalu berhasil memenuhi ember yang mereka bawa.
Penduduk di sekitar situ pun sangat mengagumi mereka.
Sekelompok anak muda mendatangi si pemancing ingin berguru kepada
mereka. Saat mendengar maksud dan tujuan para pemuda itu, diam-diam si
pemancing pertama pergi menghindar mereka sambil menggerutu, "Enak saja
anak-anak muda itu mau berguru kepadaku. Ilmuku tidak akan kubagikan
percuma kepada mereka karena toh tidak ada untungnya bagiku. Lebih baik
waktuku kumanfaatkan sebaik-baiknya, untuk lebih berkonsentrasi
mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya."
Sedangkan pemancing kedua
dengan ramah membalas sapaan para pemuda yang datang menghampirinya.
"Kalian ingin belajar memancing? Silakan saja. Bapak dengan senang hati
akan mengajari kalian."
Dan selanjutnya, setiap hari, dan
berhari-hari kemudian, dengan tekun dan gembira masing-masing anak
mempelajari teknik-teknik memancing, mencari, dan memasang umpan di mata
kail untuk menarik perhatian ikan memakan umpan, berlatih konsentrasi,
dan lain-lain.
Karena gembira dengan ilmu yang didapat, para
murid itu membuat kesepakatan bahwa setiap sepuluh ikan hasil tangkapan
mereka, akan disisihkan satu ekor untuk guru mereka sebagai tanda
ungkapan rasa terima kasih.
Berkat kebaikan dan kemurahan
hati si pemancing dengan membagikan ilmu kepada orang-orang lain, maka
di kemudian hari si pemancing tidak perlu harus memancing ikan setiap
hari.
Hasil tangkapan yang disisihkan oleh para muridnya
ternyata mampu menunjang kehidupannya di kemudian hari, sepanjang sisa
hidupnya. Sedangkan pemancing yang lainnya, sepanjang hidupnya harus
tetap melakukan pekerjaan memancing sendiri karena tanpa memancing dia
tidak bisa menghidupi dirinya sendiri.
Sahabat yang Bijaksana!
Seperti nyala api sebuah lilin, walaupun memberikan api kepada
lilin-lilin yang lain, dia tidak berkurang sinarnya. Bahkan di saat
sumbu lilin yang lain menempel padanya, saat itulah apinya menyala lebih
terang. Dengan memberi, ternyata sedikitpun tidak ada yang berkurang
dari yang dipunyainya.
Seperti seorang guru, setiap hari
membagi ilmu kepada begitu banyak murid tanpa kehilangan sedikitpun ilmu
yang dia punyai, bahkan pada kisah pemancing tadi, dengan membagi ilmu
memancingnya, dia mendapatkan keuntungan sepanjang hidupnya.
Berbahagialah mereka yang mau memberi tanpa mengharapkan balasan karena
sesungguhnya hukum alam selalu memberi imbalan atas setiap perbuatan
baik tanpa perlu kita memintanya. Maka pada saat kita bisa mempunyai
kesempatan untuk memberi, berilah! Karena dari sisi lain kita pasti akan
mendapatkan sesuatu, bahkan di luar dugaan kita.
Andriewongso