05/12/11

Ungkapan Cinta Terakhir



Suami Carol tewas dalam kecelakaan mobil tahun lalu. Jim, yang baru berumur lima puluh dua tahun, sedang mengemudikan mobil ke rumah, dari kantornya. Yang menabraknya adalah seorang remaja yang mabuk berat. Jim tewas seketika. Remaja itu masuk ruang gawat darurat, namun tidak sampai dua jam di sana.

Ironisnya lagi, hari itu hari ulang tahun Carol yang kelima puluh, dan Jim sudah membeli dua tiket pesawat ke Hawaii.

Ia ingin memberi kejutan untuk istrinya. Tapi ia justru tewas gara-gara seorang pengemudi mabuk.
“Bagaimana kamu bisa mengatasi itu?” tanyaku pada Carol, setahun kemudian.
Mata Carol basah oleh air mata.

Kupikir aku sudah salah bicara, tapi dengan lembut ia meraih tanganku dan berkata, “Tidak apa-apa. Aku ingin menceritakan padamu. Ketika aku dan Jim menikah, aku berjanji bahwa setiap pagi, sebelum dia berangkat, aku mesti mengatakan bahwa aku mencintainya. Dia juga membuat janji yang sama. Akhirnya hal itu menjadi semacam gurauan di antara kami.”

“Ketika anak-anak mulai lahir, sulit untuk menepati janji itu. Aku ingat aku suka lari ke mobilnya sambil berkata, ‘Aku mencintaimu’, dengan gigi terkatup rapat kalau aku sedang marah. Kadang aku mengemudi ke kantornya untuk menaruh catatan kecil di mobilnya. Hal itu menjadi tantangan yang lucu. Banyak kenangan kami tentang kebiasaan mengucapkan cinta ini setiap hari, sepanjang kehidupan perkawinan kami,” lanjutnya.  

“Pada pagi Jim meninggal, ia menaruh kartu ulang tahun di dapur, lalu pergi diam-diam ke mobilnya. Kudengar mesin mobilnya dinyalakan. Jangan coba-coba kabur, ya, pikirku. Aku lari dan menggedor jendela mobilnya, sampai ia membukanya. ‘Hari ini, pada ulang tahunku yang kelima puluh, Bapak James E. Garrett, aku, Carol Garrett, ingin menyatakan bahwa aku mencintaimu.’ Karena itulah aku bisa tabah menghadapi peristiwa itu. Karena aku tahu bahwa kata-kata terakhir yang kuucapkan pada Jim adalah ‘Aku mencintaimu,’” ungkapnya sambil tersenyum simpul.

Pesan kisah: Pakailah lidah bibir kita untuk mengucapkan kata-kata yang manis, yang sedap untuk didengar telinga orang lain, terkhususnya lagi kepada orang-orang yang kita kasihi. Perkatakan lah hal-hal yang positif pada saat kita bertemu dengan mereka karena dengan begitu kita sedang memberkati hidup mereka dan meninggalkan kesan baik yang nantinya akan mereka tularkan kepada orang lain yang mereka temui di dalam keseharian mereka.  

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih” (Kolose 4:6)

Sumber : inspirationalstories.com/bm, jawaban.com

04/12/11

Toples



Profesor berdiri di depan kelas filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dengan bola-bola golf.
Kemudian berkata kepada murid-muridnya, apakah toples sudah penuh…?
Mereka setuju…!
Kemudian dia menuangkan batu koral kedalam  toples, menguncang dengan ringan.
Batu-batu koral mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya, apakah toples sudah penuh ?
Mereka setuju …!
Selanjutnya dia menabur pasir ke dalam toples. Tentu saja pasir menutupi semuanya.
Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh..??
Para murid berkata, “Yes” …!!
Kemudian dia menuangkan segelas air ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruang kosong di antar pasir.
Para murid tertawa…
“Sekarang …saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu.”
“Bola-bola golf adalah hal yang penting : Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman-teman”.
“Jika yang lain hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh”.
“Batu-batu koral adalah hal-hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil”.
“Pasir adalah hal-hal yang sepele.”
“Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruang untuk batu-batu koral ataupun bola-bola golf…
Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu.”
“Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian.”
“Jadi sediakan perhatian untuk hal-hal yang penting untuk kebahagianmu.”
“Bermainlah dengan anak-anakmu.”
“Luangkan waktu untuk check up kesehatan.”
“Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam.”
“Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf.”
Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasirnya.
“Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, “air mewakili apa?”
“Profesor tersenyum, “Saya senang kamu bertanya.”
“Itu untuk menunjukan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah penuh, tetapi selalu tersedia tempat untuk segelas air bersama sahabat….